2 Laula wa lauma digunakan khusus masuk pada kalimah fi'il. selanjutnya kyai nadhim menjelaskan penggunaan yang awal: laula wa lauma itu bila menunjukkan makna dicegahnya sesuatu karena wujudnya yang lain, dan harus menyebutkan jawab yang seperti jawabnya lafadz lau, jelasnya : 1. Inilahsabdo palon menurut cak nun dan ulasan lainnya yang berkaitan erat dengan topik sabdo palon menurut cak nun serta aneka informasi dunia misteri yang Anda butuhkan. Silhkan klik pada judul artikel-artikel berikut ini untuk membaca penjelasan lengkap tentang sabdo palon menurut cak nun. Semoga bermanfaat! TEMPOCO, Yogyakarta - Budayawan Emha Ainun Najib, yang akrab disapa Cak Nun, menggelar orasi budaya bersama kelompoknya, Kyai Kanjeng, dalam mengenang seabad Hamengku Buwono IX di Pergelaran Keraton Yogyakarta, Kamis malam, 12 April 2012.. Dalam orasi tersebut, budayawan yang pernah mengenyam 'pendidikan' bersama komunitas seniman di kawasan Malioboro di masa silam itu kembali membeberkan Monggodisimak lur 😊🙏Semoga bermanfaat sekaligus menghiburMatur nuwun 🌹#caknun #sinaubareng #maiyah ALAMSIRR artinya rahsia Allah 2. ALAM JABARUT (TAIN AWAL/WAHDAH/HAKIKAT NUR MUHAMMADIYAH/KENYATAAN PERTAMA) Adapun Alam Jabarut adalah di dalam martabat Tain Awal artinya kenyataan yang pertama atau kecintaan yang pertama, maka di dalam martabat Tain Awal itu Tuhan bernama: WAHDAH AGHNAGHUL MUTLAK UJUD AM YA UJUD DOA NUR ALLAH NURUL AHADIAH PendulumJilbab. Belum lama ini Yogyakarta dihebohkan oleh kasus seorang siswa sekolah menengah yang di- bully oleh lingkungan sekolah negeri karena belum mau mengenakan jilbab. Karena tekanan bulliying ini demikian hebat membuat pelajar sekolah menengah ini trauma dan mengunci dalam kamar mandi sehingga diperlukan pendampngan psikologi untuk Hurufjar kaf itu memiliki makna tasybih ( menyerupakan), bermakna ta'lil dan sebagai huruf ziyadah yang berfaidah mentaukidi kalam. 17). Huruf Jar Kaf. Huruf ini memiliki lima makna, yaitu: · Tasybih (menyerupakan) yaitu menyamarkan perkara yang kurang, dalam kemuliaan atau kerendahannya, dengan perkara yang sempurna. CakNun Dinilai Jujur dalam Sampaikan Kritik soal 'Presiden Belum Tepat' Pernyataan Cak Nun yang menyatakan presiden sekarang belum tepat menjadi sorotan. Pernyataan Cak Nun itu dinilai jujur meski disampaikan di acara PDIP. Cak Nun sendiri dikenal sebagai budayawan yang kritis sejak era Orde Baru. detikNews Senin, 11 Apr 2022 14:21 WIB 1 Umbu Landu Paranggi tak makan dua hari. "Iya saya menerima kabar Umbu meninggal sekitar pukul 03.50 WITA di Bali," kata Cak Nun ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (6/4/2021). Cak Nun mengaku umbul tidak punya sakit yang aneh-aneh. Namun almarhum diketahui tidak makan selama dua hari sehingga menjadi lemah dan kolaps. CakNun berpendapat bahwa UUD 45 bukan Al-Quran ciptaan Allah SWT, konstitusi juga bukan syariat Islam yang berasal dari Allah dan Rasulullah. Oleh karena itu Cak Nun merasa bahwa tak masalah jika UUD 45 diubah. "UUD 45, konstitusi dan peraturan apapun bikinan manusia. TtuFvaM. - Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah turut buka suara soal kontroversi ceramah Cak Nun yang menyebut Jokowi Firaun. Fahri mempertanyakan sikap para pendukung Jokowi dalam menghadapi kritik dan hinaan kepada presiden. Fahri Hamzah berkisah bahwa ia sudah mengenal Cak Nun sejak lama saat masih jadi mahasiswa. Ia mengakui bahwa pemikiran Cak Nun jauh lebih maju ketimbang pemikiran orang-orang pada umumnya. "Saya mengenal beliau sejak kuliah di depok. Zaman gelap, dia sudah terang. Tapi di zaman edan beliau mungkin memancing emosi kita supaya tetap waras," tulis Fahri Hamzah mengenang momen perkenalannya dengan Cak Nun, Jumat 20/1/2023. Menurut Fahri, perkataan budaywan bernama lengkap Emha Ainun Nadjib tersebut bisa membuat masyarakat bisa lebih mengenalnya. Baca Juga CEK FAKTA Jokowi Kaget Sampai Pecat Menteri Ini Karena Utang Negara Semakin Meroket Cak Nun menanggapi soal ceramah Jokowi Firaun. [Youtube/ pernyataan beliau adalah agar lebih banyak yang mengenal beliau," ujar Fahri. Mantan Ketua DPR RI ini menyarankan kepada pendukung Presiden Jokowi untuk segera menemukan cara tertentu ketika Jokowi menerima kritik dan hinaan. Ia berhadap para pendukung presiden bisa lebih elegan dalam menghadapi kontroversi. "Buat pendukung pak Jokowi, mungkin harus mulai lebih memerlukan cara yang tinggi untuk menjawab kritik bahkan hinaan pada beliau, agar beliau juga menjadi lebih tinggi dan berakhir dengan baik sebagaimana keinginan kita semua tentang pemimpin yang sudah memimpin kita cukup lama," saran Fahri Hamzah. Mantan politisi PKS ini juga mengingatkan lagi apakah Jokowi perlu pembelaan ketika ia dihina atau dikritik. "Tolong dipikirkan kembali, apakah presiden Jokowi memerlukan pembelaan yang berlebihan pada akhir masa jabatan beliau ini," sentil Fahri Hamzah. Baca Juga CEK FAKTA Presiden Jokowi dan Gibran Rakabuming Resmi Dukung Anies Baswedan, Ini Dia Alasannya Ia mengingatkan lagi agar para pendukung tokoh politik tak perlu berlebihan untuk membela pemimpinnya. "Jangan memantik ekstrimitas yang membuat akhirnya kita tidak logis memilih pemimpin yang akan datang. Kita harus tegakkan akal sehat!" pungkas Fahri Hamzah. Sebelumnya, materi ceramah Cak Nun yang menyebut Jokowi Firaun membuat para pihak pendukung Jokowi panas. Alhasil, Cak Nun menjadi topik pembicaraan paling populer di Twitter dalam tiga hari terakhir. Adapun dalam ceramahnya, Cak Nun menyebut Indonesia telah dikuasai sebuah sistem kekuasaan yang kuat. Di mana Jokowi diibaratkan sebagai Firaun hingga pengusaha Anthony Salim sebagai perlambangan Qorun. "Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 Naga terus Haman yang namanya Luhut," kata Cak Nun. Cak Nun menjadi tokoh wayang. Foto - Salam Sedulur... Heboh isu pengharaman wayang masih menjadi buah bibir warnaget. Emha Ainun Nadjib atau lebih dikenal Cak Nun dalam satu kajiannya pernah membahas soal kesyirikan wayang dan hukum babi halam atau haram. Cak Nun mengatakan wayang bukan merupakan barang syirik. Syaratnya selama wayang tidak menjadi penyebab seorang Muslim lalai dari Tuhan."Wayang itu menjadi syirik kalau jadi penyebab kamu menduakan Tuhan berdasarkan wayang. Wayang ya gak popo," kata Cak Nun. Scroll untuk membaca Scroll untuk membaca Ia berkata, syirik terletak di otak dan hati seseorang. "Syirik itu letaknya di otakmu dan di hatimu. Kalau engkau menuhankan selain Allah, letaknya di dalam hati dan pikiranmu. Reco arca syirik, jare sopo kata siapa reco syirik. Itu syirik kalau kamu sembah sebagai Tuhan. Tapinya gak opo-opo," kata Cak Nun. Pelabelan barang halal-haram atau barang yang mengandung kesyirikan perlu konteks. "Jadi, tidak ada di luar dirimu syirik," kata Cak Nun, JUGA Apa Kira-Kira Jawaban Gus Dur Soal Isu Wayang Haram?Dalam ceramah yang sama, Cak Nun juga menyinggung soal hukum babi. Cak Nun menilai, babi tidak haram bagi seorang Muslim. "Tidak ada barang haram. Babi tidak haram," kata Cak Cak Nun menegaskan babi tidak haram selama tidak dimakan oleh seorang Muslim. "Haramnya babi bukan babinya. Tapi, kamu memakan babi. Halal kalau kamu biarkan, dia haram kalau kamu makan," kata Cak Nun, Nun berpendapat, fatwa terkait halal dan haram ada konteksnya dalam Islam yang perlu dipahami. "Ada konteksnya, ada peristiwanya. Tidak ada halal-haram tanpa konteks, tanpa ilah bahasa fiqihnya," kata Cak JUGA Klarifikasi dan Minta Maaf, Ustadz Khalid Tak Ada Kata-Kata Saya Haramkan WayangPersada Indonesia sedang disibukkan dengan isu pengharaman wayang. Ustadz Khalid Basalamah menjadi sasaran tembak karena dituding mengharamkan wayang, meski dalam video klarifikasi sekaligus permintaan maafnya, Ustadz Khalid menyatakan tidak pernah ada kata-katanya mengharamkan akun resmi Instagramnya, khalidsasalamahofficial, Senin 14/2/2022, Ustadz Khalid menegaskan dalam jawaban di potongan video yang viral tersebut, tidak ada kata-katanya yang mengharamkan wayang. Ia menyampaikan hanya mengajak agar menjadikan Islam sebagai JUGA Jawaban Ustadz Khalid Soal Dalang Taubat dan Wayang Dimusnahkan"Video ini teman-teman kami buat untuk klarifikasi sekaligus permohonan maaf atas potongan pertanyaan yang diajukan salah satu cuma beberapa tahun baru di Masjid Blok M di Jakarta, dan sekaligus jawaban kami tentang masalah wayang," kata Ustadz Khalid."Saya akan coba mengklarifikasi jawaban kami, saya coba bagi menjadi tiga bagian saudaraku seimam juga sebangsa dan setanah air. Yang pertama adalah lingkupnya adalah pengajian kami dan jawaban seorang dai Muslim kepada penyanya Muslim. Itu dulu batasannya.""Dan saya pada saat ditanyakan masalah wayang, saya mengatakan alangkah baiknya dan kami sarankan, kami sarankan agar menjadikan Islam sebagai tradisi jangan menjadikan tradisi sebagai Islam. Dan tidak ada kata-kata saya di situ mengharamkan," kata Ustad Khalid menegaskan."Saya mengajak agar menjadikan Islam sebagai tradisi, makna kata-kata ini juga kalau ada tradisi yang sejalan dengan Islam, tidak ada masalah dan kalau bentrok sama Islam ada baiknya ditinggalkan, ini sebuah saran." wayang wayangharam ustadzkhalidbasalamah khalidbasalamah ceramahwayangsyirik wayanggusdur caknun caknunwayangsyirik cakn Semua orang pasti mengenal Cak Nun sebagai budayawan yang sudah tidak diragukan lagi kapabilitasnya. Tetapi tidak semua yang tahu Cak Nun mengenal betul siapa dia sebenarnya. Bahkan sebagian dari mereka tidak tahu nama lengkapnya. Dalam artikel ini kami akan menyampaikan biografi dan pemikiran Cak Nun yang akan menjadikan Anda mengenal Cak Nun lebih juga biografi Habib Syech di ACADEMIC INDONESIAACADEMIC INDONESIAMungkin jika ditanya, berapa istri Cak Nun dan berapakah putranya, kemungkinan besar mereka tidak akan tahu dengan pasti. Untuk itu, bagi yang merasa menjadi penggemar Cak Nun, ulasan singkat ini bisa digunakan untuk mengenalinya lebih intim. Berharap, semoga berbagai gagasannya bisa diserap dengan lebih Cak NunACADEMIC INDONESIABiografi dan pemikiran Cak Nun sangat menarik untukl kita kulik. Cak Nun lahir di Jombang pada hari Rabu tanggal 27 Mei 1953 dan merupakan putra keempat dari 15 bersaudara. Orang tuanya MA Lathif, seorang petani memberinya nama Muhammad Ainun Nadjib yang akhirnya orang mengenalnya dengan nama Emha Ainun Emha itu sendiri awalnya singkatan dari Mh yang kemudian karena ejaannya, maka orang lebih mengenalnya dengan panggilan Nun merupakan salah satu cendekiawan muslim yang sangat getol memperjuangkan nilai-nilai budaya di seluruh pelosok negeri. Melalui syair-syairnya, Cak Nun mengkritik seluruh lapisan masyarakat agar bisa berubah menuju perilaku yang lebih juga terkait Kata-kata Mutiara Peradaban Islam yang Akan membuat Anda berpikir dan Bersikap BijakUmbu Landu Paranggi; Sosok Guru Pribadi Cak pendidikanya dimulai dari Sekolah Dasar di Jombang sampai tahun 1965, kemudian melanjutkan ke SMP dan SMA Muhammadiyah, Jogjakarta sampai tahun dengan mondok di salah satu Pesantren Gontor Modern tetapi tidak betah lantaran tidak cocok dengan sistem yang diterapkan di pondok. Cak Nun juga pernah mengenyam pendidikan di UGM tetapi hanya sampai satu Nun akhirnya lebih menyukai belajar sastra pada guru yang sangat dikaguminya yaitu Umbu Landu Paranggi. Beliau adalah seorang sufi yang kehidupannya penuh dengan tanda tanya sebagaimana yang biasa dijalani oleh kaum sufi Nun belajar sastra kepada gurunya ini selama 5 tahun 1970-1975. Selain sastra, Cak Nun sangat gemar dengan seni teater yang pernah mengantarkannya ke berbagai negara di belahan seperguruannya pada waktu itu adalah penyanyi Ebiet G Ade, Eko Tunas yang dikenal sebagai cerpenis dan penyair serta EH. Kartanegara yang juga seorang itu sudah mendarah daging sampai akhirnya ia mendirikan Kyai Kanjeng sebagai wadah untuk mengekspresikan semua gagasannya guna membenahi kebudayaan Cak NunACADEMIC INDONESIACak Nun memiliki 5 anak dari dua istri. Dari istri pertamanya, Neneng Suryaningsih, ia dikaruniai seorang putra yang diberi nama Sabrang Mowo Damar Panuluh. Tetapi harus terpaksa bercerai demi kebaikan dari istri keduanya, Novia S. Kolopaking, ia dianugerahi 4 putra yang masing-masing namanya adalah Ainayya Al-Fatihah, Aqiela Fadia Haya, Jembar Tahta Aunillah dan Anayallah Rampak kesemua nama yang diberikan kepada anaknya ini menunjukkan bahwa Cak Nun memang seorang budayawan yang sekaligus Islami. Salah satu anaknya ada yang menjadi musisi sebagai vokalis band Letto yang biasa disapa dengan sapaan akrabnya “Nu” yang diambil dari salah satu suku kata di era 90an sampai era milenium merupakan salah satu band yang paling banyak penggemarnya. Grup musik yang digandrungi oleh kaum muda-mudi ini dikenal dengan lagunya yang sufistik. Dan sampai saat inipun masih memiliki banyak penggemar Novia, istri kedua Cak Nun merupakan wanita yang juga menggeluti dunia seni dan tarik suara. Dia merupakan salah satu penyanyi yang sudah keliling itu justru dilakukannya saat bergabung dengan Kyai Kanjeng. Walaupun begitu, dirinya tidak mau disebut sebagai artis. Bahkan jika ada yang masih ngotot menyebutnya sebagai artis, maka dia akan marah Cak NunACADEMIC INDONESIASelama pengabdiannya kepada masyarakat, Cak Nun sudah banyak memberikan sumbangan yang berharga. Di tahun 2010 dirinya mendapat penghargaan Satyalancana Kebudayaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang justru pada saat itu sering diberikan kepadanya karena dianggap sudah memberikan sumbangan yang besar terhadap kebudayaan dan karyanya berguna bagi masyarakat, nusa, bangsa dan melalang buwana bersama Kyai Kanjeng, Cak Nun pernah menjadi pengasuh Ruang Sastra di harian Masa Kini, Jogja tahun 1970. Menjadi wartawan sekaligus redaktur di harian yang sama tahun juga pernah memimpin teater Dinasti Jogjakarta. Dan yang terakhir menjadi pimpinan sekaligus pengasuh di Grup Musik Kyai Kanjeng serta masih aktif menulis puisi dan kolumnis di berbagai media. Disamping itu, ia juga dikenal sebagai penulis buku yang menggeluti dunia teater, karyanya pernah dipentaskan ke berbagai belahan dunia seperti lokakarya teater di Filipina tahun 1980, International Writing Program di Universitas Iowa, AS tahun 1984, Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda tahun 1984 dan Festival Horizonte III di Jerman tahun hanya itu, Cak Nun juga memiliki pengajian rutin yang memposisikan dirinya sebagai pembicara utama di komunitas Masyarakat Padang Bulan di berbagai daerah yang diadakan sebulan sekali. Cak Nun juga pernah diundang ke istana merdeka sebelum jatuhnya Soeharto untuk dimintai Padang Bulan, Cak Nun juga terlibat dalam berbagai diskusi di berbagai komunitas seperti Jamaah Maiyah, Kenduri Cinta yang didirikan sejak tahun 1990. Forum silaturrohim yang diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki sebulan sekali ini merupakan wadah yang bebas diikuti oleh siapa saja dan berjenis kelamin apa lagi komunitas Mocopat Syafaat Jogjakarta, Gambang Syafaat Semarang, Bangbang Wetan Surabaya, Paparandang Ate Mandar, Maiyah Baradah Sidoarjo, Obro Ilahi Malang, Hongkong dan Bali, Juguran Syafaat Banyumas Raya dan Maneges Qudroh beberapa karyanya yang pernah dipentaskan antara lain Keajaiban Geger Wong Ngoyak Macan 1989 yang menceritakan tentang kekuasaan di masa “Raja” Soeharto, Patung Kekasih 1989 yang bercerita tentang pengkultusan, Lik Par 1980 yang bercerita tentang pengeksploitasian rakyat jelata yang dilakukan oleh berbagai Institusi tahun 1982 karya yang dipentaskannya adalah Mas Dukun yang bercerita tentang gagalnya kepemimpinan modern. Tahun 1990 bersama Teater Salahuddin, ia berhasil mementaskan Santri-santri Khidir yang pemainnya adalah seluruh santri tahun yang sama juga, Cak Nun berhasil mementaskan Lautan Jilbab di Jogjakarta, Surabaya dan Makassar. Tahun 1992 Perahu Retak sebagai bentuk kritikan dari masa di tahun ini, ia juga berhasil mementaskan Sidang Para Setan, Pak Kanjeng dan Duta dari Masa Depan. Tahun 1993 mementaskan Kiai Sableng dan Baginda Faruq dan masih banyak lagi pementasan bersama Kyai Kanjeng sendiri, Cak Nun rata-rata manggung sebanyak 10 sampai 15 kali. Alhasil, jika ditulis berapa karya yang pernah dibuatnya, tulisan ringkas ini tidak akan mampu mencatatnya.Think Different Pemikiran Ala Cak NunACADEMIC INDONESIAWalaupun keilmuannya mumpuni, Cak Nun tidak pernah mau dipanggil dengan sebutan kyai. Ia memang bersahabat dengan banyak kyai besar di seluruh Nusantara. Tetapi ia lebih senang dipanggil Cak Nun sendiri merupakan sebutan akrab di daerah Jawa Timur. Dengan hanya dipanggil “Cak”, ia merasa dirinya bisa lebih mudah berbaur dengan masyarakat dan begitupun adalah sosok yang tak senang dipuji, disanjung terlebih dihormati secara berlebihan. Menurutnya semua orang berhak duduk bersama, menikmati hidangan bersama, tertawa bersama, dan berdiskusi bersama dalam satu tempat yang tidak ada pembedaan dirinya yang disebut sebagai budayawan, maka pemikirannya tak jauh dari budaya itu sendiri. Berawal dari kegelisahannya terhadap apa yang sedang dan sudah terjadi di masyarakat membuat Cak Nun lebih agresif untuk membongkar dan mendekonstruksi pemikiran budaya merupakan sesuatu yang sangat kompleks. Dalam berbagai kesempatan, Cak Nun menjelaskan bahwa budaya merupakan paduan dari sesuatu yang nampak dengan sesuatu yang tidak yang sangat mempengaruhi sesuatu yang tampak adalah sesuatu yang tidak nampak. Itulah yang harus dirubah dan dikonstruksi. Masyarakat harus sadar betul bahwa semua yang terjadi dipengaruhi cara ia seringkali dianggap menyalahi aturan karena masih banyak orang yang belum bisa mencerna apa yang yang menjadi kritikan olehnya adalah masyarakat sendiri. sebab ia tidak mau melihat masyarakat yang kebanyakan dari mereka lebih suka ikut-ikutan. Bahkan untuk istilah kafir yang sering dilontarkan oleh kaum muslimin sendiri untuk muslim lainnya dianggapnya sebagai penodaan terhadap nilai-nilai yang paling diperjuangkan oleh Cak Nun adalah persoalan persatuan. Oleh karena itu, di saat banyaknya masyarakat yang saling menyalahkan dengan menuduh kafir, sesat, bid’ah dan lain sebagainya maka dirinya tidak akan tinggal Cak Nun, sebelum seseorang memutuskan untuk belajar agama, maka telebih dulu ia harus belajar menjadi adalah orang yang memiliki hati, rasa, jiwa, ruh, pikiran dan raga. Kesemuanya itu harus digunakan untuk menyikapi segala apapun yang terjadi. Masing-masing komponen itu harus dipelajari sedetail mungkin. Dalam kata lain, Cak Nun mengajak manusia untuk mempelajari dirinya dirinya sendiri akan mengantarkan seseorang untuk bisa mengerti orang lain. Dalam penjelasan sederhananya, Cak Nun sering mengibaratkan bahwa kalau dirinya tidak suka dipukul maka tidak boleh memukul. Kalau tidak suka dihina maka jangan menghina. Jika tidak mau dicubit maka jangan mencubit dan begitupun klaim pengkafiran dan istilah penistaan lainnya akan memicu perpecahan. Padahal semangat perpecahan itu sudah digencarkan oleh kaum zionis yang dibelakangnya adalah kaum dengan banyaknya umat Islam sendiri yang saling tuduh, justru akan mempermudah kaum Yahudi untuk memporakporandakan umat Islam. Hal inilah yang sangat disayangkan oleh Cak yang digaungkan oleh Cak Nun adalah semangat persatuan sebagaimana yang pernah diperjuangkan oleh para ulama’ zaman dulu. Cak Nun sangat mengutuk masyarakat yang tidak tahu apa-apa tetapi ikut-ikutan melakukan penuduhan, klaim dan penistaan yang berujung sampai kepada pertengkaran dan Nun dan Kyai KanjengACADEMIC INDONESIAOleh karena itu, untuk bisa mengenduskan pemikirannya ke benak setiap lapisan masyarakat, Cak Nun kemudian membentuk Kyai Kanjeng. Cak Nun memilih jalur musik sebagai media dakwahnya karena dirasa lebih bisa familiar dengan masyarakat. Sudah banyak model dakwah yang melalui yang dipilihnya pun bernuansa budaya sebagaimana salah satu sahabat baiknya Habib Anis Sholeh Ba’asyin asal Pati yang juga menggunakan media dakwahnya orkes puisi Sampak memang merupakan dua badan tetapi seperti satu jiwa. Pemikiran keduanya hampir sama. Dan melalui syair-syairnya itu, Cak Nun mencoba mendeklarasikan sebuah perubahan sudut Nun memahami bahwa tidak semua orang bisa mencerna dengan baik maksud dari syair-syairnya. Oleh sebab itu di sela-sela pementasan atau di akhir pementasan biasanya akan diisi dengan penjelasan dari maksud puisi atau hanya itu, sebagai oran yang menggaungkan nilai-nilai kebudayaan, maka di tengah-tengah pentasnya, cak nun mengajak audiens atau penonton untuk untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman masyarakat, cara ini juga sangat efektif untuk membuat dirinya akrab dengan masyarakat. Kedekatan itulah yang disebutnya sebagai “paseduluran”. Istilah yang satu ini menjadi semangat berjuangnya dan juga ingin ditancapkan kepada setiap orang yang menganggap orang lain sebagai saudaranya, maka jika saudaranya berbuat salah maka akan diingatkan dengan cara yang baik. Saudara tidak akan pernah mencaci maki apalagi memang ada yang dirasa sudah kafir, maka harus diajak bicara dengan baik dan diberi pengertian yang baik pula. Sehingga kehidupan keberagamaan akan terasa jauh lebih baik dan Nun juga seringkali meluruskan pemahaman masyarakat tentang berbagai istilah dari sudut pandang etimologisnya. Sebab masyarakat yang tidak tahu asal usul suatu istilah akan lebih mudah karena itu, ia selalu menggembor-gemborkan agar masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang cerdas, bukan masyarakat yang itu, Cak Nun selalu mengajak masyarakat agar tidak mudah berburuk sangka. Baginya, buruk sangka merupakan salah satu sebab terjadinya banyak pertikaian dan permusuhan di antara saudara sahabat, guru, orang tua dan semuanya bisa jadi musuh akibat burung sangka. Oleh karena itu, Cak Nun mengajak untuk selalu berpikiran positif. Dengan berpikir positif orang akan lebih bisa mengerti, memahami dan akhirnya timbullah rasa yang salah besar sekalipun tidak pantas untuk dibenci sebagaimana yang sudah sering dilakukan oleh masyarakat. Tetapi orang yang berbuat salah, dosa, keji, jahat dan lain sebagainya merupakan orang yang harus dikasihani dan diberikan pengarahan agar bisa menjadi lebih baik lagi. Hal ini yang sulit dipahami oleh banyak Nun mengibaratkan bahwa orang jahat dan memiliki banyak dosa merupakan orang yang sedang sakit hatinya. Dengan demikian, orang yang seperti itu perlu ditangani secara serius. Semakin banyak dosa ataupun kejahatan yang diperbuatnya, maka semakin parah penyakitnya sehingga harus semakin serius gagasannya itu dilatarbelakangi oleh kedalamannya mengkaji sebuah teks agama. Tetapi untuk bisa dipahami oleh masyarakat, Cak Nun mengemasnya dengan analogi yang biasa dikerjakan untuk menarik banyak kalangan, Cak Nun selalu membawa Kyai Kanjengnya. Hal ini bertujuan selain untuk memberikan pemahaman, Cak Nun juga ingin memberikan hiburan yang tahu betul bagaimana tipikal masyarakat Indonesia yang sangat menyukai hiburan. Tetapi sayangnya kebanyakan hiburan yang ada jarang yang mengandung nilai-nilai karena itu, Kyai Kanjeng merupakan salah satu bentuk metamorfosa seni musik sebagai hiburan yang sekaligus menjadi media penyalur nilai-nilai agama, budaya, sosial dan kebangsaan. Dan yang paling ditekankan oleh Cak Nun adalah…“Jadilah manusia yang manusiawi, bukan yang lainnya.”Itulah sepenggal biografi dan pemikiran Cak Nun. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil darinya, terlebih beliau memiliki ilmu yang dalam banyak aspek. Dari biografi dan pemikiran Cak Nun kita akan mengerti bahwa manusia merupakan makhluk pemikir yang luar biasa.